Jumat, 24 Juli 2015

Hurrem tentang kematian Mustafa :


Mustafa adalah individu yang baik, adil, jujur dan bijaksana sehingga tidak mengherankan jika ia sangat dicintai rakyatnya bahkan Janissary pun berpihak padanya. Keunggulan ini yang menjadi momok bagi musuh-musuhnya sehingga terjadilah insiden eksekusi yang menyedihkan ini. Namun sayang sekali, kecerobohan yang ia lakukan semakin mempermudah jalan musuh-musuhnya untuk merusak citranya di mata Baginda.
Ingatkah kita saat Atmaca menawarkan pilihan antara jalan terang dan jalan gelap bagi Mustafa ? Di saat Mustafa bertekad untuk mengutamakan keselamatan ayahnya dibandingkan kesempatan emas menduduki singgasana Ottoman, apa yang dilakukan oleh para pendukungnya ? Tanpa sepengetahuan Mustafa, Piri Reis mengatur gerakan bawah tanah untuk melakukan kudeta terhadap Suleiman.
Hanya masalah waktu hingga Mustafa akan benar-benar dianggap sebagai pemberontak oleh Suleiman. Konspirasi Hurrem, Rustem dan Mihrimah hanya bertindak lebih cepat. Rasa cinta dan pemujaan para pendukung Mustafa yang bersedia melakukan apapun agar pangeran mereka berhasil menjadi pewaris tahta Ottoman tanpa mereka sadari semakin menggiring Mustafa ke dalam bahaya.
Namun sebagai seorang pemimpin, seharusnya keputusan dibuat tidak hanya dengan mengandalkan bukti-bukti fisik saja, melainkan melalui penyelidikan yang mendalam. Dan untuk kasus ini ada baiknya Baginda menyelidiki sendiri kasus ini tanpa harus mempercayakannya pada perdana menteri dan siapapun juga. Sudah banyak kasus di mana musuh kita sebenarnya justeru adalah orang-orang terdekat yang sangat kita percaya. Jadi tidak ada salahnya untuk bersikap curiga pada siapapun selama penyidikan untuk mencegah subyektifitas dan kekeliruan dalam mengambil keputusan.
Tidak ada kejahatan yang sempurna. Pemalsuan suatu dokumen selalu meninggalkan celah kesalahan sekecil apapun. Setiap tulisan memiliki karakter yang berbeda. Seharusnya Baginda bisa mengenali perbedaan-perbedaan kecil yang mungkin saja terlewatkan karena pemikiran beliau yang sudah terpatri bahwa puteranya tersebut memang sudah lama merencanakan pemberontakan. Apalagi seharusnya beliau menyadari banyak pihak yang menginginkan Mustafa gagal menduduki tahta.




Hurrem tentang kematian Mustafa :
hurem duduk diranjangnya dan menangis dengan keras,
ia menangisi kematian mustafa.
Demi kehidupan anak anaknya dia harus melakukan segala cara agar mustafa lenyap……..
Dan ketika itu terjadi, bukan kebahagiaan yang ia dapatkan tapi rasa sakit.
Sakit karena mustafa yang baik hati, mustafa yang menyayangi adik adiknya telah pergi untuk selamanya………

Tangisan hurem makin keras saat ia teringat, dimana dia meminta mustafa untuk menyelamatkan selim.,
dan mustafa benar benar melakukannya.
Ia melakukan permintaan seseorang yang selalu berusaha menyingkirkan dirinya………..yaitu dia sendiri, hurem sultan!!!







Rakyat yang murka pasca kematian Mustafa mulai memberontak. Sokollu berkata bahwa hanya sejumlah kecil pasukan Janissary yang saat ini berada di ibukota, namun merekalah yang memprovokasi rakyat untuk melakukan pemberontakan. Demi keamanan ia menyarankan Rustem untuk tidak menampakkan dirinya dengan meninggalkan ibukota. Setelah Sokollu beranjak pergi, Rustem mengungkapkan kecurigaannya atas motif Sokollu yang sebenarnya hanya bermaksud menyingkirkan dirinya kepada Sinan. Kemudian Rustem melarang Mihrimah mengunjungi Hurrem karena situasi yang sedang tidak aman.
Di Bursa, Fidan bertanya pada Mahidevran mengenai apa yang akan mereka lakukan jika Ibrahim Pasha datang. Mihrunissa merasa khawatir apabila mereka menginginkan Mehmet kecil dan melakukan berbagai cara untuk mengambilnya. Mahidevran mencoba menenangkan Mihrunissa dengan mengatakan bahwa jika mereka menginginkannya, maka mereka pasti sudah mengambil dan membunuh anak itu tepat di hadapan mereka saat mereka memiliki kesempatan untuk itu. Fidan menyarankan pilihan terbaik saat ini adalah pergi ke istana Gemik.
Pangeran Selim menemui Baginda untuk memberitahukan kondisi Cihangir yang semakin memburuk karena adiknya itu menolak makan dan tidur selama beberapa hari.
Rustem Pasha, Mihrimah dan puteri mereka Humazah bersembunyi di ruang bawah tanah. Dengan ketakutan Mihrimah berkata bahwa seharusnya mereka melarikan diri di saat mereka memiliki kesempatan dan bukannya terjebak di tempat seperti ini. Rustem mencoba meredam ketakutan dan rasa panik Mihrimah dengan mengatakan bahwa Sinan dan penjaga istana menjamin keselamatan mereka dari penjarahan. Ia juga menegaskan bahwa ia tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti anak dan isterinya.
Hurrem tiba di istana Mihrimah. Sinan meminta Hurrem untuk membawa mereka semua pergi ke tempat lain karena istana utama sudah tidak aman lagi. Rustem terkejut melihat kedatangan Hurrem. Mihrimah mengungkapkan ketakutannya pada ibunya atas kemungkinan buruk yang mungkin akan menimpa mereka semua. Hurrem mencoba menenangkan Mihrimah dan menyarankan agar mereka pergi bersembunyi di istana Uskudar. Rustem menanyakan cara agar mereka bisa keluar dari istana. Hurrem menjawab bahwa mereka bisa pergi di malam hari melalui pintu belakang tanpa diketahui. Sinan memberitahu bahwa perahu imperial akan menunggu untuk menyeberang menuju istana Uskudar.
Malam harinya Baginda keluar dari tendanya diikuti oleh Selim, tetapi mereka terkejut karena tidak menemukan Cihangir di tendanya. Baginda pun segera memerintahkan pencarian Cihangir.
Mahidevran dan keluarganya akhirnya meninggalkan Bursa. Ibrahim Pasha berkata bahwa sesuai tradisi pangeran Mehmet akan menaiki keretanya sendiri. Mihrunissa tampak tidak terlalu menyetujui keputusan ini dan sangat cemas. Mehmet kecil duduk bersama gurunya dan Ibrahim Pasha.
Seorang tentara berseru bahwa ia telah menemukan Cihangir. Baginda segera berlari menghampiri putera kesayangannya tersebut dan mencoba untuk menggapai Cihangir yang sedang duduk di semak-semak. Namun Cihangir meminta ayahnya menjauh dan berkata dengan rasa marah dan sedih yang bercampur menjadi satu bahwa ayahnya telah berbohong dan menempatkan dirinya ke dalam dosa besar. Ia juga berkata bahwa ia tidak lagi memiliki seorang ayah. Ayahnya telah meninggal. Baginda merasa khawatir bahwa Cihangir akan jatuh sakit karena kedinginan kemudian berusaha membujuknya kembali ke tenda dan mereka akan membahas mengenai hal itu di sana. Cihangir mengingatkan ayahnya bahwa itulah yang dikatakan beliau kepada Mustafa dengan memanggilnya dan berkata ingin mengajaknya bicara namun justeru malah membunuhnya. Baginda menjadi murka dan memerintahkan Cihangir untuk bangkit. Selim merasa takut akan kemarahan ayahnya.
Mahidevran dan Mihrunissa sedang berada di dalam kereta tatkala tiba-tiba kereta berhenti. Saat ia bergerak turun untuk mencari tahu apa yang terjadi, yang tampak dalam pandangannya hanyalah kereta Mehmet yang menjauh pergi. Dengan panik ia berseru pada pengawal untuk menyusul kereta tersebut namun pengawal itu tak bergeming. Mihrunissa berlari mencoba menyusul kereta Mehmet yang semakin menjauh. Sementara Mahidevran dengan mata tuanya hanya dapat menatap kepergian cucunya dengan perasaan hancur. Mihrunissa tak berhenti meneriakkan nama Mehmet dengan putus asa.
Di dalam kereta, Mehmet baru menyadari bahwa ia tidak menemukan kereta yang membawa ibunya. Ia mengajukan protesnya namun Ibrahim Pasha menjelaskan bahwa ia mendapatkan perintah dari Baginda untuk membawanya. Mehmet hanya bisa terdiam.
Hurrem duduk di ranjangnya dan menangis. Ia menangisi kepergian Mustafa. Demi kelangsungan hidup anak-anaknya ia harus melakukan segala cara dan saat ia sudah berhasil mencapai tujuannya, hanya rasa sakitlah yang dapat ia rasakan. Ia menyesalkan Mustafa yang tidak terlahir dari rahimnya. Tangisnya semakin kencang begitu ia teringat bagaimana Mustafa bersedia melakukan permintaannya untuk menyelamatkan Selim saat puteranya tersebut berada dalam bahaya. Ia juga menyadari bagaimana kepergian Mustafa menyisakan luka tidak hanya di hati adik-adiknya tetapi juga di hatinya dan hati Baginda.
Sementara dalam kesunyian malam, sendirian, Baginda meratapi kepergian Mustafa. Hatinya terasa sangat perih.





KEMATIAN RUSTEM PASHA//
Setelah kematian sehzade mustafa, rustem orang yg di incar bnyak orang krna dianggap tlah memfitnah sehzade mustafa,
Ia kemudian bertugas jauh di edirne sa'at itu,ia brtemu dgan orang venesia yg bernama gracia mendez
Sa'at itu sehzade selim berkunjung di suatu tempat ia mendengar kbar bhwa rustem mempunyai hubungan gelap dgan orang venesia,lalu sehzade selim berkata dalam hatinya"ini adalah kbar baik,dan ini akan menjadi pembalasan dendamku kepada rustem"








Tidak ada komentar:

Posting Komentar